Live Traffic Feed

buat mengetahui caranya mencari berita dan cara cari uang

welcome

WELCOME

Join The Community

Premium WordPress Themes

laskar pelangi


LASKAR PELANGI

         Di sekolah SD Muhammadiyah dimana tempat berawalnya Laskar Pelangi, penerimaan murid baru sudah dimulai. Murid baru yang datang baru sembilan orang saja, sedangkan menurut Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel SD Muhammadiyah bisa terus dibuka apabila muridnya paling sedikit sepuluh orang. Bila kurang dari sepuluh maka SD Muhmmadiyah sebagai sekolah yang paling tua di Belitong akan ditutup. Padahal, aku  berharap bisa masuk ke SD tersebut dengan alasan  biayanya yang sukarela sehingga tidak memberatkan orang tua yang tak mampu , kedua sebagai sekolah agama yang akan membentuk karakter siswanya.
        Pagi itu suasana resah mulai terlihat di wajah para guru SD Muhammadiyah yaitu Pak K.A Harfan Efendy Noor sebagai  kepala sekolah SD muhammadiyah dan ibu guru yaitu Ibu N.A Muslimah Hafsari..Dari wajah mereka nampak ekspresi yang menandakan kegelisahan. Kegelisahan para guru dirasakan pula oleh para orang tua yang hadir serta calon siswa barunya. Harap-harap cemas kami menunggu satu lagi siswa baru, yang akan mengabulkan harapan kami  untuk bersekolah. Sambil menunggu murid yang hanya tinggal satu orang lagi Pak Harfan memberikan beberapa pidato untuk mengulur waktu .
         Namun apa daya beberapa kali beliau mengucapkan kata yang sama, diraut wajahnya terlukis kebingungan karena murid yang ada hanya sembilan saja, apabila sekolah ini tidak memiliki sepuluh murid maka sekolah ini harus ditutup. Ibu Mus pun bertanya, “Bagaimana ini pak?” dengan tenang beliau menjawab, “ Sabarlah Mus kita cube saja tunggu sampai pukul 11 nanti. ”  Dengan kata-kata itu mereka semua akhirnya menunggu kembali.
          Jam sebelas pun telah terlampaui mereka benar-benar cemas kini. Bapak  kepala sekolah telah menyiapkan kata-kata bila memang harus menutup sekolah ini. Para wali siswapun sudah mulai tak tenang karena kegerahan dan merasa waktunya terbuang. Ada juga  siswa yang menangis sedih karena tidak dapat sekolah padahal dia sangat mengnginkanya.  Mereka yang mendatangkan anaknya ke sekolah tersebut melainkan untuk menghindari cemoohan dari kepala desa mereka karena tidak menyekolahkan anak-anaknya.
          Setelah pukul sebelas terlewat, tiba-tiba seseorang datang, seorang  ibu yang tergopoh-gopoh sambil menggandeng anaknya.. Raut dan perasaan yang asalnya tegang dan takut perlahan-lahan berubah menjadi senyum yang ikhlas tanpa paksaan. Ibu tersebut meminta Pak Harfan menerima Harun sebagai muridnya di sekolah tersebut.
“HARUN…” teriak Bu Mus dengan senang.
Anak yang bernama Harun itu pun tertawa selebar mungkin sambil memamerkan giginya yang kuning dan panjang. Harun adalah seorang lelaki 15 tahun yang memiliki kelainan mental namun demikian dia adalah sahabat kami dan sebagai penyelamat sekolah SD Muhammadiyah. Setelah itu sekolah pun dimulai siswa dibagi-bagi tempat duduk . Aku duduk sebangku dengan Lintang si anak yang sangat jenius yang pernah kukenal. Seorang anak laki-laki yang berambut keriting , tak bisa tenang, dan berbau hangus seperti karet terbakar.
           Dari obrolan orang tuanya kepada Bu Mus, aku akhirnya tahu bahwa Lintang anak seorang nelayan Melayu. Bapaknya memutuskan menyekolahkan anaknya untuk perubahan agar Lintang tidak bernasib seperti dirinya. Walaupun untuk itu Lintang harus menempuh perjalanan empat puluh kilometer dari Tanjung Kelumpang ke sekolah. Itu pun harus melalui empat hutan nipah, rawa-rawa, bahkan tak jarang harus melewati halangan seekor buaya sebesar pohon sagu  yang melintasi jalan. Bagi Lintang. Kota kecamatan, tempat SD Muhammadiyah adalah metropolitan yang harus ditempuh dengan sepeda sejak Subuh. Akhirnya jadilah kesepuluh murid  bersekolah di SD Muhamaddiyah, sekolah setengah doyong yang akan mereka tempati.
          
             SD Muhammadiyah adalah  salah satu dari ratusan sekolah miskin yang keadaannya sangat mengkhawatirkan. Kelasnya ada enam, kecil-kecil. Pagi untuk SD dan siangnya untuk SMP Muhammadiyah. Maka kesepuluh murid ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang samadan kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku yang tak berubah selama sembilan tahun.
           Sekolah Muhammadiyah kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD ke sekolah memakai sandal, tak punya seragam. Kondisi sekolahnya sangat meinim hanya sebuah papan tulis dan tiang bendera yang dianggap sangat berharga di sekolah itu. Atapnya bocor, berdinding papan, berlantai tanah. Guru di sekolah kami ada tiga orang Pak Harfan Efendy Noor sebagai kepala sekolah kami, beliau sudah mengabdi selama  belasan tahun dengan ikhlas, nyaris tanpa imbalan, hanya dengan motif syiar Islam. Penampilannya sekilas menakutkan tetapi apabila berkata-kata, suaranya menenangkan dan kalimatnya banyak mengandung ungkapan-ungkapan mutiara. Banyak pelajaran agama dan kehidupan yang didapatkan oleh kami dari Pak Harfan. Beliau menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi kami, menjadi pendorong semangat. Seorang yang benar-benar menumpahkan perhatian, dorongan, kasioh saying kepada semua muridnya. Sehingga kami selalu merindukan dan teringat pada setiap kisah-kisahnya. Kami akan sangat senang apabila harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh beliau. Beliaulah yang menancapkan semangat kepada kami untuk menyayangi sekolah tua ini, untuk membela sekalah yang hampir rubuh ini walau apapun yang terjadi.
          

Guru yang kedua adalah Bu N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid atau kami memanggilnya Bu Mus. Beliau hanyalah lulusan SKP ( Sekolah Kepandaian Putri) namun beliau bertekad untuk melanjutkan cita-cita ayahnya, K.A. Abdul Hamid , pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong, untuk mengobarkan pendidikan Islam. Selama enam tahun mengajar di SD Muhamaddiyah ini beliau mengajarkan semua mata pelajaran, dari mulai menulis indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan,Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, sampai Praktik Olahraga. Beliau diupah dengan 15 kg beras, sehingga sepulang sekoah beliau bekerja menerima jahitan sampai jauh malam. Hal itu dilakukan karena beliau harus menopang hidup dirinya dan adik-adiknya.
           Bu Mus adalah seorang guru yang kharismatik, pandai, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral,demokrasi, hokum, keadilan, dan hak-hak asasi. Dasar-dasar moral ini yang menuntun kami membuat knstruksi tentang nilai integritas pribadi dalam Islam.. Kami diajari untuk menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berprilaku  baik karena kesadaran sendiri.  Beliau selalu menampung keluh kesah kami tentang kondisi sekolah dan selalu memberikan pelajaran kepada kami dengan caranya yang bijak.
           Bagi kami Bu Mus dan Pak Harfan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Merekalah mentro, penjaga, sahabat, pengajar, dan guru spiritual. Mereka adalah ksatria tanpa pamrih, pangeran keikhlasan, dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan
        
           Di Pulau Belitong, jumlah orang Tionghoa sekitar sepertiga dari jumlah penduduknya. Komunitas mereka selalu tipikal rendah hati dan pekerja keras. Walaupun terpisah dari akar budayanya, mereka senantiasa menjunjung dan memelihara adat istiadatnya. Mereka biasanya memiliki toko-toko kelontong.
           Di belakang toko-toko kelontong milik warga tionghoa, berdiri tembok tinggi yang panjang  yang di atasnya ditancapi pecahan kaca dan dililitkan empat lilit kawat berduri yang mengukuhkan dominasi dan perbedaan status sosial di Pulau Belitong. Di balik tembok itu terlindung sebuah kawsaanyang disebut Gedong, yaitu negeri asing yang ketika berada di dalamnya orang tak akan merasa berada diPulau Belitong. Di sana berdiri sekolah-sekolah PN(Perusahaan Negara) Timah, sebuah perusahaan yang paling berpengaruh di Belitong.
          Pulau Belitong memang merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Belitong dalam batas kuasa eksklusif PN Timah adalah kota praja yang makmur, termasyhur dengan sebutan pulau timah. Di  pulau yang kaya ini mengalir pula kebudayaan melayu yang bersahaja.. Dengan batas tembok yang panjangnya puluhan kilo itu terdapat dua pemandangan yang kontras
            Di Gedong, sekolah PN Timah, yaitu TK,SD, dan SMP PN berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingin pagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu pendidikan yang tinggi. Sekolah ini demikian kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh PN Timah. Gedungnya didesain dengan arsitektur indah, ruangan kelasnya dicat warna-warni dengan kelengkapan kelas yang sangat baik. Jumlah gurunya pun banyak. Setiap pelajaran ada gurunya masing-maisng. Sekolah PN muridnya anak-anak luar Belitong yang bapakna menjadi petinggi di PN. Sekolah ini menerima juga anak kampong yang orang tuanya sudah menjadi staf di PN. Mereka harus tampil bersih, rapi, kaya, necis dan pintar-pintar. Mereka selalu mengharumkan nama Belitong dalam lomba-lomba kecerdasan , bahkan sampai tingkat nasional. Berbeda dengan di SD Muhammmadiyah, pendaftaran haeri pertama di PN sebuah perayaan penuh suka cita. Puluhan mobil mewah berderet di depan sekolah dan ratusan anak orang kaya mendaftar. Setiap kelas menampung hamper sebanayak 40 siswa, yang tiap tingkatan terdiri dari 4 kelas. Saat mendaftar, para murid baru langsung diukur badannya untuk pembuatan 3 seragam harian dan 2 seragam olahraga. Kepala sekolah PN bernama ibu Frischa yang bagi kami merupakan tokoh antagonis.
   
             Bercerita tentang sepuluh orang anak SD Muhammadiyah, termasuk aku di dalamnya, sangat berbeda dengan anak-anak SD PN Timah. Kami semuanya adalah orang susah. Ayahku, contohnya adalah pegawai rendahan di PN Timah. Beliau bekerja selama 25 tahun mencedok tailing, yaitu material buangan dalam instalasi pencucian timah yang disebut wasserij. Selain bergaji rendah, beliau juga rentan terkominasi radio aktif dari monazite dan senotim. Penghasilan ayahku lebih rendah dibandingkan dnegna penghasilan ayah Syahdan.
        Seperti Lintang, Syahdan juga anak seorang nelayan yang miskin. Ayah Syahdan bekerja di bagan dan gudang kopra, penghasilan sampingan sebagai tukang dempul perahu, dan pengahsilan ibunya  yang menggerus pohon karet jika digabungkan sekaligus jumlahnya akan lebih banyak dibanding penghasilan ayahku.
        A Kiong adalah anak laki-laki satu-satunya  A Liong, sorang Kong Hu Cu sejati. Aku tidak tahu apa alas an ayah A Kiong menyekolahkan anaknya ke SD Islam separti SD Muhammadiyah. Mungkin karena keluarga Hokian itu mengidupi keluarganya dari sebidang kebun Sawi  yang juga amat miskin. Tidak seperti yang kusangka ketika melihat penampilannya, A Kiong termasuk orang yang cepat mennagkap ilmu.
         Di depan A Kiong  duduk Kucai, yang penampilannya seperti orang pintar dan selalu mengangguk-angguk saat menerima pelajaran. Kucai sedikit tak beruntung. Kekurangan gizi yang parah ketika kecil mungkin menyebabkan ia menderita rabun jauh. Pandangan matanya tidak focus, selalu melenceng sekitar 20 derajat.. Jika memandang lurus ke depan, artinya ia  melihat benda yang ada di sampingnya dan demikian sebaliknya. Namun, Kucai adalah orang paling optimis yang pernah aku jumpai. Kekurangan fiisknya tak sedikitpun membuatnya minder. Sebaliknya ia memiliki kepribadian populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori dan sok tahu. Kucai memiliki network yang luas, pintar bermain kata-kata. Kelemahannya adalah nilai-nilai ulangan yang tidak pernah melampaui angka enam karena ia termasuk murid yang kurang pintar. Jika digabungkan sifatnya, Kucai memiliki kulalitas untuk jadi seorang politisi. Kekuatannya mungkin menurun dari Bapaknya yang seorang pendiunan  tukang bagi beras di PN Timah,dan sudah bertahun-tahun menjadi ketua  Badan Amil masjid kampong. Kucai juga bertahun-tahun menjadi ketua kelas kami, suatu jabatan  yang paling tidak kami inginkan.
         Duduk di paling ujung adalah Tripani, ia adalah mascot kelas kami. Seorang perfeksionis  yang berwajah seelok rembulan. Ia tipe pria yang disukai wanita dalam sekali pandang. Jambul, baju , celana, ikat pinggang, kaus kaki, dan sepatunya selalu bersih, serasi warnanya dan licin.. Ia tak bicara jika ak perlu dan sekali angkat bicara akan dipeliharanya kata-kata yang baik.. Baunya pun harum, ia seorang santun harapan bangsa yang memenuhi syarat Dasa Dharma Pramuka. Cita-citanya ingin menjadi guru yang mengajar di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang Melayu pedalaman, sungguh mulia.  Ia sangat berbakti kepada orang tua, khususnya ibunya. Ayahnya adalah seorang operato vessel board di kantor telepon PN sekaligus tukang membunyikan sirene. Trapani agak pendiam, otaknya lumayan dan selalu menduduki peringkat ketiga.
          Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami. Ia ramping, berjlbab, dan sedikit lebih beruntung . Bapaknya seorang Taikong, yaitu atasan para Kepala Parit, orang-orang lapangan di PN. Sifatnya penuh perhatian dan kepala batu, tak ada yang berani  bikin gara-gara dengannya karena ia tak akan segan main cakar. Sahara  sangat temperamental tapi pintar, sangat skeptis, susah diyakinkan, dan tak mudah dibuat terkesan. Kejujurannya luar biasa, dan benar-benar menghargai kebenaran, pantang berbohong. Sahara selalu berselisih dengan A Kiong, tetapi sangat lembut bila berhdapan dengan Harun.
         Harun adalah seorang pria santun, pendiam, dan murah senyum. Ia merupakan teman yang menyenangkan. Model rambutnya seperti Chairil Anwar dan pakainannya selalu rapi, bena-benar diperhatikan ibunya. Harun memiliki hobi mengunyah permen asam jawa dan sama sekali tidak bisa menangkap  pelajaran membaca dan menulis. Jika bBu Mus menjelaskan pelajaran , ia duduktenang dan terus menerus tersenyum.Setiap pelajaran, sepanjang hari, ia akan selalu mengacungkan tangan dan menanyakan pertanyaan yang sama ,” Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran…?” Bu Mus selalu menjawab sabar, berulang-ulang, puluhan kali, sepanjang tahun ,” Sebentar lagi anakku, sebentar lagi…’” lalu Harun pun bertepuk tangan.
             Pria berikutnya adalah Borek. Awalnya dia adalah murid biasa, kelakuan dan prestasi sekolahnya sangat biasa, rata-rata air.Tapi pertemuannya dengan sebuah kaleng mengubah total arah hidupnya.  Di Kaleng itu terdapat gambarseorang pria bercelana dalam merah, berbadan tiggi besar, berotot kawat tulang besi, dan berbulu laksana seekor gorilla. Sejak itu Borek tidak tertarik lagi dengan hal lain dalam hidup ini, selain sesuatu yang berhubungan dengan upaya membesarkan ototnya. Karena latihan keras, ia berhasil dan mendapat julukan Samson.
           Lintang adalah teman yang genius. Semangatnya untuk sekolah sangat luar biasa. Jarak 40 kilo harus ditempuhnya dengan bersepeda setiap hari.Kesulitan banyak dialaminya. Pengalamannya dihadang Buaya, sepedanya yang tergenang air karena jalanan di musim hujan akan jadi sungai, ban sepedanya yang bocor, halilintar yang membuat pohon  tumbang bergelimpangan tidak membuatnya pernah bolos. Di saat musim panas alam begitu terik, di musim badai membuat hasil laut nihil sehingga berbulan-bulan orang tidak punya sepeserpun uang, sehari pun Lintang tak pernah bolos. Lintang sangat mencintai sekolah, sangat mencintai teman-temannya, menyukai persahabatan kami yang mengasyikkan, dan mulai kecanduan dengan daya tariknya ilmu. Saat pulang sekolah ia akan bergabung dengan temansebayanya untuk jadi kuli kopra.  Itulah kerja sampingannya.
           Ayah Lintang  menganggap keputusannya untuk menyekolahkan anaknya adalah keputusan yang tepat. Ia melihat semangat anaknya yang menggelegak, ia berharap suatu waktu di masa depan nanti Lintang bisa menyekolahkan lima orang adiknya yang lahir setiap tahun. Ia berharap Lintang dapat mengeluarkan mereka dari lingkaran kemiskinan yang telah mengikat mereka hingga sulit bernafas.. Sebagai tanda dukungannya pada LIntang, ayahnya membelikannnya sebuah sepeda bermerk Rally Robinson, made in England. Sepeda laki ini adalah sepeda yang biasa dipakai kaum lelaki. Kecerdasan Lintang mungkin diturunkan dari ibunya yang merupakan keturunan Sultan Kerajaan Mataram  yang membangun keningratan di tanah Belitong.
          Di rumah Lintang yang sempit, tinggal pula pamannya yang mengalami gangguan kejiwaan. Juga ada seorang bujang lapuk yang tidak bisa bekerja keras karena memnderita akibat persoalan kandung kemih. Maka, jumlah  penghuni rumah Lintang ada empat belas orang, yang biaya hiduopnya dipanggul sendiri oleh ayah Lintang. Tambahan penghasilan diperolehnya dari hasil kuli kopra Lintang, dan hasil adik perempuan Lintang mengumpulkan kerang untuk dijual. Lintang sangat menyukai pelajaran berhitung, yang berkaitan dengan angka-angka. Ia sangat pintar berhitung tanpa menggunakan bantuan lidi, syang sering kami lakukan. Bahkan Bu Mus sangat terkagum-kagum dan banyak memujinya.
         Lintang adalah pribadi yang unik, tak pernah tinggi hati dnegan kepintarannya. Walau rumahnya paling jauh, ia selalu dating paling pagi. Wajah manisnya senantiasa bersinar walau baju, celana, dan sandalnya buruknya minta ampun.Jika kami kesulitan, ia mengajari kami dengan sabar dan selalu membesarkan hati kami. Keunggulannya tidak mengancam sekitar,kecemerlangannya tidak menerbitkan iri dengki, dan kehebatannya tidak mengisyaratkan sifat angkuh. Kami bangga dan jatuh hati padanya sebagai seorang sahabat dan sebagai murid yang cerdas luar biasa.
            Mahar adalah memiliki imajinasi yang melompat-llompat. Ia tak pernah kehabisan ide. Kreatifitsasnya tak terduga, unik,tak biasa, memberontak, segar,dan menerobos. Jika Lintang memiliki intelektualitas yang demikian tinggi maka Mahar memperlihatkan bakat seni selevel dengan tingginya intelegensial Lintang.  Mahar memiliki hamper setiap aspek kecerdasan seni yang tinggi, melahirkannya seperti seniman serba bisa.  Ia seorang pelantun gurindam, sutradara teater, penulis yang berbakat, pelukis natural, penyanyi, pendongeng yang ulung,  dan pemain gitar yang fenomenal.
           Mahar bergabung dengan grup Rebana Mesjid Al Hikmahdan mengolaborasikan permainan sitar ke dalamnya.. mahar pula yang membentuk sekaligus menyutradarai grup teater kecil Muhammadiyah Mahar memberikan tuntunan untuk bermain seni dengan sabar kepada kami. Ia piawai memilih lagu, berimprovisasi, dan mengadaptasikannya ke dalam instrument-instrumen kami. Kami sering menggapnya manusia aneh, pembual dan tukang hayal yang tidak dapat membedakan realita dan lamunan. 
           Kami  sangat menyukai pelangi. Bagi kami pelangi adalah lukisan alam, sketsa Tuhan yang mengandung daya tarik mencengangkan. Jika musim hujan tiba kami tak sabar menunggu kehadiran lukisan langit menakjubkan itu. Karena kegemaran kolektif terhadap pelangi maka Bu Mus menamai kelompok kami dengan sebutan Laskar Pelangi.
     
           Menginjak remaja memang menyenangkan, di sekolah pelajaran mulai bermanfaat. Toko Harapan pemasok kapur tulis satu-satunya di Belitong Timur, amat jauh letaknya. Tugas mengambil kapur merupakan pekerjaan yang jauh lebih horror. Siapapun akan muntah bila memasuki kawasan kumuh pasar ikan becek karena bau lobak asin, tauco, kanji, kerupuk udang dan lain-lain yang ditelantarkan dalam baskom-baskom karatan di depan toko. Bau campur aduk akan tercium bila kita masuk melangkah ke dalam toko. Tapi itu sbelum seberapa, bau sesungguhnya berada di los pasar ikan yang bersebelahan dengan toko Sinar Harapan. Bau amis darah menyebar ke seluruh pasar.
          Untuk mengambil kapur dilakukan secara bergiliran.  Pembelian sekotak kapur adalah transaksi yang tak penting sehingga pembelinya harus menunggu sampai sang juragan toko selesai melayani pembeli lain A Miauw pemilik toko akan memerintahkan seseorang mengambil sekotak kapur. Lalu dari ruang belakang akan terdengar teriakan seorang gadis kecil yang juga bicara nyaring dan lantang, dan cepat seperti kicauan burung murai batu. Kotak kapur dikeluarkan melalui sebuah lobang kecil, yang terlihat hanya sebuah tangan halus, sebelah kanan, yang sangat putih bersih. Ia menjulurkan tangannya cepat-cepat dan menariknya cepat-cepat. Tak pernah berbicara sepatah kata pun kepadaku, tak pernah kulihat rona wajahnya. Begitulah yang berlangsung selama bertahun-tahun. Dari tangannya yang terawat, bentuk kukunya yang cantik itulah yang menjadi penawar bagiku saat harus kebagian mengambil kapur.
          Pada suatu waktu sebuah insiden terjadi, rupanya si kuku cantik sembrono sehingga menjatuhkan kotak kapur, sehingga kapur-kapurnya jatuh berserakan. Pada kesempatan itulah akhirnya aku bisa melihat wajah pemilik kuku canntik tadi. Ia sangat cantik dan aku telah jatuh cinta kepada pesona gadis itu.   
       
          Karnaval 17 Agustus sangat potensial  untuk meningkatkan gengsi sekolah bagi sekolah di pulau Belitong , ada banyak kategori yang dinilai tetapi yang paling bergengsi adalah penampil seni terbaik. Biasanya juara seluruh kategori dimenangkan oleh sekolah PN, kadang sekolah negeri mendapat satu dua sisa juara harapan. Sekolah negeri bisa menyewa pakaian adat lengkap sehingga penampilannya keren-keren. Sekolah PN lebih hebat lagi mereka berbaris berlapis-lapis. Barisan sepeda keranjang, mobil hias, barisan professional, barisan penghibur dan ditutup dengan marching band. Bagian yang paling aku sukai.
          Bagi Sekolah Muhammadiyah karnaval sekolah justru pengalaman yang kurang menyenangkan. Karnaval hanya terdiri dari serombongan anak berbaris banjar tiga dipimpin dua siswa yang membawa spanduk lusuh. Mereka mengenakan baju takwa, sarung dan kopiah yang melambangkan tokoh Sarekat Islam tempo dulu. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perdebatan bagi guru, saat akan mengikuti karnaval sekolah tahunan. Sampai suatu saat terjadi peristiwa yang sangat penting bagi sekolah Muhammadiyah.
          Berdasarkan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya tahun itu sekolah Muhammmadiyah memutuskan untuk mengikuti karnaval. Mahar ditunjuk Bu Mus untuk menjadi   piñata artistik karnaval. Selama berhari-hari kami melihatnya bertingkah aneh dan begitu serius. Aku sendiri merasa kasihan dengan sahabat senimanku itu. Wajahnya tampak kusut semrawut. Sampai suatu hari Sabtu pagi, ia dating dengan ide ingin menampilkan sekolah Muhammadiyah dalam koreografi missal suku Massai dari Afrika. Ide Mahar disambut dengan gempita oleh seluruh warga Muhammmadiyah. Sejak itu kami setiap sore berlatih di bawah pohon filicium, melatih tarian aneh dari negeri jauh.
           Hari karnaval tiba, hari yang mendebarkan. Pakaian kami paling artistic, kami memakai celana merah tua yang menutup pusar sampai bawah lutut. Tubuh kami dicat coklat muda seperti sapi Africa, pergelangan kaki dipasangi rumbai dan lonceng kecil.Di pinggang dililikan selendang lebar dari bahan bulu ayam. Tak lupa asesoris dari akar-akar kayu. Sebelum kesempatan kami dating, sekolah PN memainkan drum band yang disambut tepuk tangan meriah dari penonton. Saat giliran kami, Mahar berhasil membuat penonton terperanjat dan kaget dengan tarian musik tablanya. Para penonton berdesakkan maju ingin melihat penampilan sekolah Muhammadiyah yang meriah dan unik. PSampai mpada akhirnya penonton riuh rendah berdecak kagum, dan aku baru merasa yakin penampilan kami telah berhasil. Dan akhirnya kami mendapatkan sebagai penampil seni terbaik.

            Kini setiap hari aku dilanda rindu pada wajahnya, rindu pada paras kuku-kukunya, dan rindu pada senyumanya ketika memandangku, rindu pada sandal kayunya, rindu pada rambut-rambut liar di dahinya. Maka dari itu aku memohon agar tugas untuk mengambil kapur di berikan untuk aku bahkan ia meminta untuk satu tahun. Akhirnya ibu mus mengijinkanya dengan sarat jangan sampai kau hilangkan lagi kapurnya.
            Sesampainya di toko aku langsung bersiap berdiri tegak menunggunya dan saat a miauw memanggil namanya aku langsung dekati kotak tersebut dan diapun memberikan kapurnya, namun kini dia tak buru-buru untuk menarik lenganya. Hal itu cukup buat aku bahagia sampai seminggu berikutnya.
Sudah beberapa lama akupun ingin mengetahui namanya, namun setiap ku ada di dekatnya aku kaku tak berdaya, karena itu aku menyuruh syahdan untuk mencari informasi tentang dirinya.
“namanya A ling..” setelah mendengarnya aku langsung kaget dan aku terkejut karena ternyata Aling adalah sepupunya A kiong. Kami pikirkan hal yang sama yaitu meminta agar disampaikanya surat dan puisi ku pada Aling. A kiong bertanya kenapa tidak kau saja yang memberikanya?
Ikal diam dan berkata aku malu…
Puisi yang kuberikan untuk A ling

Bunga Krisan
Aling, lihatlah ke langit
Jauh tinggi di angkasa
Awan-awan putih yang berarak itu
Aku mengirim bunga-bunga krisan untukmu

Dan akhirnya Akionpun setuju. Dengan senang hati aku berpamitan dengan rasa terima kasih yang sangat.
            Di hari-hari menjelang pertemuan adalah hari-hari tak bisa tidur. Pukul empat sore dia menunggu aku di halaman kelenteng. Pukul 3.30 aku sudah berdiri tegak dibawah pohon seri di halaman kelenteng sambil memegangi sepedaku,dan aku menunggu.
Pukul 3.55 25 menit aku menunggu dan mulai hilanglah harapanku bertemu denganya dan berbagai pikiran aneh merasukiku.aku menuggu dia sambil menghitung jari dan berpikir “jika sampai hitungan ke enam puluh aku akan pergi”
Pukul 4.02 sudah lewat dari jam empat dia tak kunjung datang. Dadaku sesak karena rindu dan marah, aku sudah naiki sadel sepeda karena tak tahan lagi, lalu aku mendengar suara yang lembut, yang membuat kumbang-kumbang terdiam bungkam.
“siapa namamu?”
aku berbalik cepat dan terkejut karena ternyata yang ada disitu ialah A ling dia sengaja melihatku dari jauh dan saat aku sudah bosan menunggu dia dating mengejutkanku. Akub tergagap-gagap seperti orang melayu belajar ngaji. Ia mengulum senyum , manis sekali tak terperikan.
Dan aku bertanya aku tak mmengerti arti dari kata itu “miang sui”, kata A Ling .” nasib katanya”
Lalu A Ling menarik tanganku dan berlari-lari bermain mengitari daerah sekitar.,“Aku membacakan puisimu di depan kelas” katanya dengan serius., “Puisi yang indah…”
kamipun selesai dan pulang ke rumah masing-masing. Di hatiku berteriak inilah sore yang terindah dalam hidupku.
            Lalu sewaktu di sekolah datanglah tukang pos membawakan surat cinta untukku yang aku yakin isinya itu dari A Ling. Ternyata benar dalam surat itu ter tulis sebuah puisi karangan A Ling

Rindu
Cinta benar-benar telah menyusahkanku
Ketika kita saling memandang saat sembahyang rebut
Malamnya aku tak bisa tidur karena wajahmu tak mau pergi dari kamarku
Kepalaku pusing sejak itu

Siapa dirimu?
Yang berani merusak tidur dan selera makanku?
Yang membuatku melamun sepanjang waktu?
Kamu tak lebih dari seorang anak muda pengganggu!
Namun ingin kukatakan padamu
Setiap malam aku bersyukur kita telah bertemu
Karena hanya padamu, aku akan merasa rindu


                 Aku terpaku memandang kertas itu. Tanganku gemetar dan bahagia tetapi dilanda kesedihan gelap. Dan kini aku mengetahui bahwa kepedihan bodenga yang kusaksikan bertahun-tahun lampau di lapangan basket sekolah nasional telah melekat dalam benakku sebagai trauma dan di hari itu untuk pertama kalinya Bodenga mengunjungiku
            Dan Senin pagi yang cerah, sepucuk puisi telah dibungkuskan kertas ungu bermotif kembang api..berisi benda-benda ajaib ini adalah sekuel cinta pagi ini dan skenarionya adalah ketika A Ling menyodorkan kotak kapur. Aku berniat memberikan kotak ini  di toko itu padanya, namun setiba aku disana setelah suruhan dipanggil aku mendekat dan terkejut bahwa itu bukan  A ling. Tangan yang sangat ganjil, seperti tembaga yang jahat. Bentuknya benar-benar kebalikannya dari yang terbayangkan. Itu adalah tangan Bang Sad. Dan ternyata aku dirisaukan ketika tidak bisa menemukan A ling. A Miauw yang berdiri di sampingku mengatakan ,”A Ling sudah pigi Jakarta……” Aku tertegun dan putus asa, rasanya tak percaya dengan apa yang kudengar. Semangatku terkulai lumpuh.
          A Miauw menyerahkan sebuah kado yang dibungkus kertas ungu bermotif kembang api, persis sama seperti kertas sampul puisiku. Sebuah kebetulan yang hampir mustahil. Aku merasa seluruh barang dagangan rubuh menimpaku. Aku menarik tangan Syahdan dan mengajaknya pulang.
          Di halaman sekolah, di bawah pohon Gayam aku duduk sendiri di bawahnya, kesepian. Aku baru saja ditinggalkan seseorang yang memenuhi hatiku sampai meluap-luap selama lima tahun terakhir ini. Lalu tiba-tiba pagi ini, ia begitu saja tercabut dari kehidupanku. Aku membuka kado yang dititipkan A Ling. Di dalamnya terdapatsebuah buku berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara karya Herriot dan sebuah diary yang memuat berbagai catatan harian dan lirik-liriklagu. Aku membalik lembar demi lembar . Tak ada yang istimewa dan khusus ditujukan untukku. Namun pada suatu halaman aku mebaca sebuah puisi yang rasanya aku kenal, judulnya Bunga Krisan . Pada lembar berikutnya aku melihat seluruh puisi yang dulu pernah kukirimkan kepadanyadan selalu ia kembalikan. A Ling menyalin kembali seluruh puisiku dalam diary-nya.
          Sejak itu aku tak bisa berpikir jernih, bermimpi buruk, berhalusinasi, dan dihantui khayalan aneh. Meskipun selama limatahun hanya dua kali aku berjumpa A Ling  tapiperasaanku kepadanya melebihi segalanya. Ia cantik,pintar dan baik. Cintanya penuh imajinasi dan kejutan-kejutan kecil  yang menyenangkan, mungkin itulah yang membuatku terkesan. KIni dirinya semakin berarti ketika ia sudah tak ada  dan aku meras getir. Kepergian A Ling meninggalkan ruangan kosong, rongga hampa yang luas dan duka lara di dalam hatiku. Ddaku sesak karena rindu dan menyadari rindu itutak akanterobati, aku rasanya ingin meledak. Selama dua hari aku tidak masuk sekolah , Aku menderita panas tinggi. Syahdan, Mahar dan A Kiong menjenggukku. Mahar mengobatiku seperti seorang dukun kemudian pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kemudian Bu Mus  dan teman sekolahku yang lain dating, beliau memberiku pil obat APC. Besoknya aku sudah mulai bisa sekolah lagi.
         Fisikku memang sudah sembuh, tetapi hatiku  tidak. Pulang sekolah aku kembali disergap perasaan sedih.Dadaku kosog karena kehilangan sekaligus sesak karena rindu. Untuk mengalihkan kesedihanku, aku membaca buku Herriot kenang-kenangan darinya. Tanpa kusadari lewat buku itu aku telah jatuh hati pada Edensor dan menemukannya sebagai sebuah tempat khayalanku setiap kali aku ingin lari dari kesedihan.A Ling meninggalkan buku Herriot untukkutentu karena alas an yang jelas,  ia dengan bijak telah menggantikan kehadirannya dengan kehadiran Edensor yang mampu melipurlaraku. Sejak itu buku tersebut kubaca berulang-ulang sampai aku hamper hafal. Sekarang kuputuskan untuk berhenti menghiba-hiba mengenang cinta petama.
 
          Mulailah aku menjalani kehidupanku, banyak membaca buku, mulai menggali bidang minat bakat dan kemampuan ku. Aku paling piawai dalam bulu tangkis dan aku berminat besar dalam bidang tulis menulis. Maka aku mulai mengonsentrasikan diri untuk mengasah kemampuanku. Cita-citaku adalah menjadi pemain bulu tangkis yang berprestasi atau sebagai penulis yang berbobot. Kalau bisa kedua-duanya, kalau tidak salah satu saja.
         Teman-teman sekelasku juga memiliki cita-cita istimewa. Sahara misalnya,ia ingin jadi pejuang hak-hak asasi wanita. AKiog ingin menjadi kapten kapal. Kucai  cita-ctanya ingin jadi wakil rakyat anggota dewan. Syahdan ingin adi actor.  Mahar meramalkan dirinya akan menjadi sutradara dan seorang penasihat spiritual dan hypnoterapist ternama. Samson bercita-cita enjadi tukang sobek karcis bioskop Kicong karena bisa ikut nonton gratis.TRapani ingin menjadi guru. Dan Harun mengatakan kelak ia ingin menjadi Trapani, Lintang sendiri yang menjadi pemberi semangat dan pencetus cita-cita kami ingin menjadi seorang matematikawan.
       
           Suatu hari, saat Bu Mus menasihati Mahar yang nilainya terus merosot, dating seorang laki-laki dengan seorang anak perempuan yang berpenampilan menarik. Orang tersebut memperkenalkan anaknya Flo yang ingin kelur dari sekolah PN dan bersekolah di Muhammadiyah. B u Mus menerima kedatangannya dengan tangan terbuka, dan menyuruhnya duduk dengan Sahara. Tetapi dengan lantang Flo menatakan ,” Aku hanya ingin duduk di smping Mahar!”
          Kami terpesona dengan Flo. Banyak yang menarik dari dirinya. Bajunya, bukunya, tasnya, dan uang kertas yang dimasukkan berjejal-jejal di kantongnya. Uang tersebut makin hari semakin banyak karena di Muhamadiyah tak ada yang bisa dibeli. Uang itu memiliki nama yang sangat asing bagi kami : uang saku. Sebagian besar benda yang dimilikinya belum Sebagian besar benda yang dimilikinya belum pernah kami lihat.
           Karena orangnya ekstrovert, kami menjadi cepat akrab dengan Flo. Ia menyenangkan, mampu beradaptasi dengan luar biasa. Ia cantik dan sangat rendah hati sehingga kami betah berada di dekatnya. Ia tak pernah segan menolong dan rela berkorban. Akhirnya Flo dibaiat sebagai anggota Laskar Pelangi. Flo sangat dekat dengan Mahar, mereka saling tergantung dan melindungi, hubungan mereka sangat unik. Mereka sering tampak berduaan, berbicara, bertukar pikiran sampai berjam-jam. Orang akan mengira mereka berpacaran, namun kenyataannya mereka tidak punya hubungan emosional seperti itu.
      
           Selain lomba karnaval, di Belitong juga selalu diadakan lomba kecerdasan. Melihat anak sekolah PN yang membawa buku-buku tebal berkilat, hati kami kecut. Aku, Sahara, dan Lintag hari itu menjadi regu F dan ikut lomba kecerdasan mewakili sekolah Muhammadiyah. Bu Mus sudah mempersiapkan dengan baik, beliau menaruh harapan besar pada lomba inilebih dari beliau berharap waktu kami ikut lomba karnaval dulu. Bu Mus melihat lomba ini sebagai media yang sempurna untuk menaikkan bartabat sekolah yang bertahun-tahun selalu diremehkan. Sayang sekali, sekeras apapun beliau membuat kami pintar an menguatkan mentalkai, mendorong,mmebujuk, dan mengajari kami agar tegar, kami tetap gugup Semua yang dihafalkan berminggu-minggu lenyap seketika, pikiran jadi buntu. Peserta dari sekolah PNadalah merekayang pernah beberapa kali ikutperlomabaan dan pernah menang di tingkat propinsi, bahkan ada yang sudah dikirim ke tingkat nasional. Mereka dipersiapkan dengan sangat matang
           Kami benar-benar gugup dan Sahara yang ditugasi memencet tombol keliahatan pucat dan pasrah atas kemungkinan kalah mutlak. Ketika seorang wanita muda sedang membacakan pertanyaan, tiba-tia kami dikejutkan oleh suara bel yang meraung-raung. “Regu F.”dan Lintang menjawab ertanyaan yang belum selesai itu dengan benar. Pertanyaan kedua , ketga dan selanjutnya dilalap Lintang dengan jawaban yang benar. Penonton menjadi hiruk pikuk, ayah Lintang terlihat tersenyum bangga dan matanya berkaca-kaca. Bahkan ketika ada yang berusaha menjegal dan menjatuhkan, Lintang bisa menjelaskan subtansi pertanyaan dengan jawabannya secara terinci. Hal yang membuat aku makin terkagum-kagum pada sahabatku Lintang, teman sebangkuku.
         
             Seperti Mahar, Lintang bisa mengharumkan  nama perguruan Muhamadiyah . Kami adalah sekolah kampong pertama yang bisa  memenangkan perlombaan ini dengan sebuah kemenangan mutlak. Bu Mus dan ayah Lintang menangis bahagia, air mata kemenangan yang mengobati pengorbanan, harapan dan jerih payah.
             Banyak petualangan yang dialami setelah lomba kecerdasan itu. Sampai suatu waktu kami kehilangan Lintang karena sudah empat hari dia tak masuk. Kelas tak sama tanpa Lintang. Suasana kelas jadi sepi, kami riondu kehadirannya,kata-kata cerdasnya, rambut acak-acakannya, sandal jeleknya dan tas karungnya. Bu Mus berusaha mencari kabar tentang Lintang

Ibunda guru,
Ayahku telah meninggal, besokaku akan ke sekolah.
Salamku, Lintang.
           Ketika datang keesokan harinya, aku melihat wajah Lintang hampa. Aku tahu hatiya menjerit,meronta-ronta dalam putus asa karena penolakan yang hebat terhadap perpisahan ini. Sekolah,kawan-kawan buku ,dan pelajaran adalah segala-galanya baginya, itulah dunia dan seluruh kecintaannya. Ketika kami satu persatu memeluknya tanda perpisahan, air matanya mengalir pelan, pelukannya erat seolah tak mau melepaskan
            Kami melepaskan seorang genius asli didikan alam, salah seorang pejuang Laskar Pelangi lapisan tertinggi.Dialah ningrat kami, dialah yang menorehkan prestasi paling istimewa dan pahlawan yang mengangkat derajat perguruan miskin ini. Seorang anak laki-laki tertua keluarga pesisir miskin yang ditinggal mati ayah, harus menanggung nafkah ibu, banyak adik, kakek-nenek,dan paman-paman yang tak berdaya. Lintang tak punya peluang sedikitpun untuk melanjutkan sekolah. Ia kini harusmengambil alih menganggung nafkah paling tidak empat belas orang.
       
            Beberapa tahun setelah  mencoba meraih cita-cita, aku kembali ke Belitong tempatku bersekolah dulu. Kujumpai  Trapani dan ibunya menjadi penghuni Zaal Batu, rumah sakit jiwa di Belitong. Aku sangat terkejut, ingin berteriak dan ledakkkan tangis. Lintang, Einsteinku yang tetap tajam dan genius menjadi seorang kuli bedeng pasir yang miskin, bujangan, kotor, dan kurang gizi. Mahar, ia hanya berijazah SMA, sekarang sibuk mengajar dan mengorganisasikan berbagai kegiatan budaya. Syahdan yang kecil, santun, dan lemah lembut menjadi seksi repot tempat penitipan barang, pengurus konsumsi, pembersih, tukang angkat-angkat. Kucai sekarang adalah Drs. Mukharam Kucai Khairani,MBA dan selalu berpakaian safari. Cita-citanya untuk menjadi anggota dewan telah tercapai. Kucai yang dulu paling lemot di kelas kami  kini telah menjadi seseorang yang paling tinggi gelarnya diantara kami para pejuang Laskar Pelangi.
          Setelah tumbangnya PN Timah di pulau Belitong terjadi banyak perubahan. Tak ada lagi benteng yang memisahkan gedong dan kampong nelayan.  Ekonomi Belitong yang sempat lumpuh, pelan-pelan menggeliat lagi karena aktivitas para pendulang timah yang dulu dihukum sangat keras seperti pelaku subversi. Tahun 1991 perguruan Muhamadiyah ditutup. Sekarang Belitong telah punya dua pesantren. Pembangunan pesantern ini adalah cita-cita para tokoh Muhamadiyah sejak lama.

























RESENSI NOVEL LASKAR PELANGI

Judul Buku             : Laskar Pelangi
Penulis                    : Andrea Hirata Seman
Bahasa                    : Indonesia
Jenis                        : Roman
Penerbit                   : Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tanggal terbit          : September 2005
Halaman                  : xxxiv, 529 halaman
ISBN                       : ISBN 979-3062-79-7

Resensi

            Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah: 1) Ikal 2) Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara 3) Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah 4) Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam 5) A Kiong;Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman 6) Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz 7) Kucai; Mukharam Kucai Khairani 8) Borek alias Samson 9) Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari 10) Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan
          Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan.
          Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Buku ini segera menjadi Best Seller yang kini kita ketahui sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.

Sinopsis

             Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang sang genius dalam Laskar Pelangi yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah setiap hari !

Kelemahan

Kelemahannya yaitu penggunaan nama-nama ilmiah, istilah-istilah dalam cerita-ceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi keterangan  diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut. Alurnya yang tidak jelasdan melompat-lompat. Cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.

Kelebihan

Kelebihannya buku ini menceritakan tentang persahabatan dan kesetiakawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Kisahnya yang mengharukan, penuh dengan kandungan nilai-nilai ketimuran yang sangat melekat, yang bisa dipetik oleh pembacanya.

Tokoh-Tokoh Laskar Pelangi

Tokoh-tokoh yang muncul dalam Laskar Pelangi:
1) Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
2) Lintang : Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Citacitanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
3) Sahara : Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
4) Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
5) A Kiong : Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
6) Syahdan : Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apaapa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
 7) Kucai : Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bias menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
 8) Borek : Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
9) Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercitacita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya.
10) Harun : Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masingmasing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.

Tokoh-tokoh Lain

1) Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A. Musimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
2) Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
3) Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.
 4) A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.

Kesimpulan

               Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, menerima kemampuan diri dan tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, karena  tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.Walaupun dalamketerbatasan, setiap orang berhak memiliki cita-citadan meraihnya.
          Pelajaran lainnya, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

Saran

Berikut beberapa saran dari saya, penggunaan istilah ilmiah dikurangi, agar para pembaca nyaman dalam membaca dan memahami maknanya serta menyebutkan tahun di tiap-tiap peristiwa yang terjadi agar tidak membuat pembaca bingung dengan alurnya. Bahasanya tidak terlalu tinggi sehingga membuat pembaca mengerutkan kening untuk bisa memahaminya.

Pengikut